Matahari Berasap
Pagi-pagi betul saya tebangun, mengambil hp sekedar untuk mengetahui jam berakah saat itu. Sudah kebiasaan, setiap bangun tidur atau asik nongkrong di depan komputer saya mencari hanphone hanya untuk melihat waktu saat itu. Padahal di monitor dan dinding kamar juga ada penunjuk waktu. Kembali kecerita bangun tidur, saat mencek waktu saat itu, terlihat tanda pesan masuk. Dengan satu tekan, sms-pun terbuka. Isinya adalah konfirmasi tentang nonton film perjuangan, yang sedang tayang di bioskop-bioskop di Indonesia. Moment yang tepat, hari itu pas tanggal 17 Agustus, dimana HUT Negara Republik Indonesia di peringati.
Tak menunda lagi, kakipun melangkah mengambil handuk dan sarung. Kami sepakat bertemu di kampus untuk berangkat membeli tiket nonton Merah Putih, tak sabar rasanya ingin segera melihat film yang katanya tidak murni garapan anak Indonesia. Apalagi temanya perjuangan, sangat klop dengan suasana memperingati hari kemerdekaan. Namun saya harus bersabar dahulu, sebab harus ikut upacara penaikan bendera merah putih. Sebagai warga negara yang baik, wuud penghormatan akan jasa pahlawan yang memperjuangkan bangsa salah satunya ialah dengan mengikuti apel bendera dengan hikmat. Tak terlalu lama upacara berlangsung, setelah di bubarkan aku pulang kerumah. Wah, ternyata diluar dugaan !. Salah satu kegiatan memperingati HUT RI adalah jalan sehat yang di ikuti oleh ribuan peserta, akibatnya jalanan menjadi macet. Kira-kira pukul 09.45 am, aku tiba di rumah. Kemudian berganti seragam apel dengan baju yang bisa kugunakan untuk jalan-jalan Berganti bajupun selesai, dengan [enuh semangat segera meluncur ke kampus. Yah, diluar dugaanternyata aku terlalu cepat!, tak ada satupun yang kelihatan. Menunggu sekitar 30 menit, satu orang teman ku datang. "Mana yang lain mie?" tanya ku. Tak lama bercakap-cakap, akhirnya bertambah satu lagi ! lama menunggu, karena yang lain tidak kelihatan juga akhirnya kami menjemput sebagian dari mereka. Sebagian lagi sudah menunggu di tempat lain.
Akhirnya terkmpul juga, setelah melewati antrian di pintu masuk kami dan mengantri tiket, kami siap menuju merah putih !!. Saking semangatnya kami tak sadar bahwa masih lebih dari satu jam lagi film baru di putar. Yah..!, untuk menunggu waktu sebagian ada pergi ke tempat bemain , ada yang sekedar keliling, karena kebutulan studio tempat kami nonto berada di sebuah mall tapi adapula yang berbelanja. Kali ini aku ikut bagian cewe berbelanja ke lantai bawah, huh pegal, cape juga. Mungkin karena suasana liburan dan 17-an makanya mall sangat ramai termasuk di pust perbelanjaannya. Untuk mengantri membayar saja labih dari setengah jam berdiri, huh capeek !!!. Selesai berbelanja kami naik lagi keatas, menuju pintu studio 1. Disana sudah ada beberapa teman ku yang menunggu. Namun masih ada 2 orang yang belum datang.
Sudah kurang 15 menit dari jam tayang film yang akan kami tonton, namun 2 kawan kami belum juga datang, ingga pintu studio sudah dibuka. Akhirnya satu orang dari kami bersedia menunggu di luar sebab 2 tiket mereka ada pada kami. Kami masuk, kecuali 1 orang yang menunggu dua lainnya. Mencari-cari nomor kursi dan mencocokannya. Hmm, penonton terlihat ramai, tua muda, laki-laki dan perempuan terlihat bersemangat. Di sela-sela mereka aku masih tengak-tengok mengamati apakah ada teman ku yang tadi masih diluar. Seperti biasa lampu mulai diredupkan, layar yang tadi gelap kini menjadi terang sebuah tanda film akan dimulai. Pertama-tama yang tampil adalah himbauan dan peringatan, kemudian di susul dengan iklan. Sebuah iklan tentang film yang cukup bagus.. suasana tampak hening... tapi tiba-tiba....!
Blupp..., lampu studio mendadak menjadi terang!. Mohon maaf ada gangguan teknis..
Susana studio menjadi ramai, setiap orang bertanya-tanya, ada yang bergumam dan berbicara bernada protes. Tak lama berselang.. beberapa penjaga tiket pintu masuk studio datang dan meminta kami keluar dari sutudio. Saat di minta alasan merka hanya bilang ada asap dan film di tunda untuk sementara. Kami pun keluar studio dengan sedikit berdesakan. Aneh.., saat keluar pinto studio sepi ! tapi diluar cukup ramai , nampak orang terlihat cemas dan takut ! beberapa petugas keamanan tampak sibuk. Bau asap terasa menyesakan dada. Tak lama berselang aku melihat teman ku yang tadi menunggu di luar datang meghampiri. Mukanya tampak serius dan tegang. Ada kebakaran katanya !!!, dengan nada meyakinkan. Ah yang benar, tanya ku !. Beberapa dari teman kami yang perempuan nampak kaget dan ketakutan, mereka mengajak kami untuk segera turun. Tapi tidak denganku, rasa penasan memaksaku untuk tahu lebih banyak , tapi apa daya karena kami membawa beberapa teman cewe akhirnya kami turun kelantai 2, tak tega melihat mereka merengek-rengek minta pulang. Di lantai dua kami mendengarkan percakapan dua orang entah salah satu pegawai toko atau pengunjung ! Ternyata memang ada insiden kebakaran di lantai tiga, dugaan sementara itu berasal dari korsleting listrik, yang tepatnya kira-kira di area matahari. Dilantai dua asap tidak begitu tebal, namun hampir semua toko/stand tutup. Orang-orang nampak tergesa-gesa keluar dan menuruni tangga menuju lantai satu. Beberapa petuga dan karywan setengah berlari membawa sisa tabung pemadam kebakaran. Dari laur terdegar sirine pemadam kebakaran bersahut-sahutan. Beberapa diantaranya sudah datang dan berlarian menuju lantai tiga.
"Tidak apa-apa, cuma asap semua sudah diatasi", salah seorang petugas mencoba menenangkan pengunjung yang kelihatan panik. Temanku namapak sibuk menghubungi beberapa teman lainnya yang terpisah. Suara sirine pemdam yang melengking membuat komunikasi sulit, beberpa orang dari kami terpisah. Beberapa dari mereka sudah dapat dihubungi dan sudah berada di pintu keluar. Kami pun beranjak ke bagia samping gedung masih tetap di lantai dua. Dari sana kami dapat mengamati pintu keluar dengan jalas. Astaga...!! pintu keluar penuh dengan sepeda motor. Sulit menemukan teman kami diantara kerumunan sepeda motor yang berjejal di pitu keluar. Namun akhirnya kami bisa menemukan mereka, setelah mereka memberi siyarat dengan melambaikan tangan. Kecemasan belum benar-benar hilang. Bukan karena takut kami terjebak, tapi masih ada 1 orang teman kami yang belum datang, kami khawatir dia masuk kelantai tiga !.
ternyata benar dugaan kami, ditengah kebisingan kami menerima telponnya dan tau bahwa di asih dilantai 3. Takut terjadi hal yang tidak di inginkan, kamipun masuk lagi kedalam, salah satu temanku yang berbadan besar berhasil masuk, sedangkan kami tidak bisa naik kelantai tiga karena di cegat oleh petugas keamanan, alasannya agar tidak mengganggu petugas pemadam kebakaran. Kami coba memanggil dari bawah namun sia-sia, tidak terdengar! untunglah ada teman ku yang sempat masuk tadi. Akhirnya kami turun dan memutuskan meninggalkan gedung mall. Antrian di pintu keluar sudah tidak sepenuh tadi lagi, halaman parkir nampak kosong, tidak seperti biasanya. Akhirnya kami pun pulang kerumah masing-masing.
Keesokannya kamipun kembali ke loket tempat membeli tiket, kami meminta tiket pengganti agar bisa menyaksikan Merah putih tidak bayar lagi alias gratis. Kali ini kami hanya berenam , beberapa teman kami yang lain mungkin sibuk, ada juga yang trauma atas kejadian itu. Yang jelas ada sedikit perbedaan yang terlihat sejak saat kami masuk ke pintu mall, antara lain pengamanan lebih ketat, terlihat dari setiap tas pengunjung di periksa dan jaket diminta dilepas, tidak seperti hari sebelumnya. Di dalam mall pun petugas terlihat lebih siaga dan jumlahnya lebih banyak.
Setelah mendapatkan tiket ganti, kami masuk kestudio, tidak ada separuh penonton yang ada di ruangan studio.Meski sempat ada gangguan teknis namun keseluruhan film bisa kami nikmati!
Hidup Indonesia !!
Di tulis dengan gaya bahasa Saya sendiri, tokoh kami dalam cerita ini
( hadi, hafis, mimie, nadya, muhi, nurul, octa, dan ika)
Jika menurut anda artikel ini bermanfaat silahkan share ke teman-teman facebook anda !
Share
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar